Tanpa membenci, tanpa juga mencintai berlebihan, tanpa memihak, tanpa pula memarjinalkan, tanpa mengedepankan juga pula tanpa membelakangi. Tanpa mengutamakan, tanpa pula mengesampingkan. Menilai artinya memposisikan diri berada ditengah antara dua, empat, delapan kutub yang saling berlawanan.
Menilai itu mengenolkan. Yang dimaksud meng-nol-kan artinya menjadikan apa yang kita nilai menjadi kosong dari kecendrungan-kecendrungan yang tidak objektif, tidak berat sebelah, tidak proporsional, tidak profesional. "0" atau "Nol" artinya membebaskan segala pengaruh hitungan 1,2, 3 dan seterusnya.
Sebagai suatu penemuan, maka metode menilai akan saya namakan dengan " Zero analysis ". Angka 0 adalah angka yang tidak dekat dengan angka apapun, juga tidak jauh dari angka apapun. Angka 0 adalah angka netral yang dapat disandingkan dengan angka lainnya tanpa mengubah bilangan utama, dapat dipisahkan pula tanpa mengubah bilangan utama, semisal dari angka 2 --> 20 --- > kemudian kembali menjadi ---> 2. Angka 0 bisa masuk pada angka apa saja, tapi tak bisa menjadi angka utama yang berpengaruh, misalkan 02 = 2. Tak ada pengaruh apa-apa jika angka nol dijadikan angka utama, sebanyak apapun 0 itu. Namun, bukan justru angka 0 tidak penting, tapi justru sangat penting dengan jumlah banyak apabila dijadikan angka pasukan, 20 --> 200 --> 2000 dan seterusnya.
Pada logika ini, saya ingin memberikan satu makna penting dari proses menilai dengan metode "Zero Analysis " yakni menilai sesuatu artinya menge-nol-kan, mendisfungsikan pengaruh angka-angka bilangan. Jika angka 1 paling dekat dengan angka 2, maka 0 tidak dekat dengan angka apapun. Begitulah menilai, untuk mencapai suatu penilaian yang objektif, maka kita perlu menge-nol-kan diri dari kedekatan dengan objek yang dinilai, mengosongkan diri dari kecendrungan urutan-urutan kedekatan. Maka metode menilai dengan "Zero Analysis" ini tidak lain untuk mencapai satu supremasi perspektif yang adil dan objektif. Maka metode ini ingin mementahkan satu proyek hukum relativitas yang berbunyi ;
" Jika di dunia ini tak ada satupun unsur atom yang sama, maka tak akan ada makna keadilan dalam hukum alam dan kemanusiaan dalam makna yang sama. Jika objektifitas dan adil tak menuai makna yang sama, maka keadilan tak berarti apa-apa "
Metode saya menolak ungkapan ini. Sebab "Zero analysis" bukan suatu kerangka relatif, tetapi merupakan kerangka dan struktur "Nol" yang memang didalamnya tak mengandung hukum relativitas sama sekali. Maka, keadilan dan objektifitas tetaplah ada, dan berada pada satu angka "0". Apakah "0" termasuk angka ?. Maka itulah Nol. Posisi "Nol" dalam diri masih dalam satu penyelidikan terdalam, sebab tak pernah dipraktekkan kecuali oleh Rasulullah. Jika ada bunyi " Hukum tak pandang bulu ", tapi masih ada pilih kasih dalam penegakan hukum, maka itu artinya " Nol " tetap berada namun terkontaminasi oleh perbedaan angka-angka, sehingga "Nol" tak diperankan, justu dimatikan dan dibuang berubah menjadi angka-angka 1,2, 3, ...
Komentar
Posting Komentar