Validitas Al Qur'an dan Hadits

" Tidak ada informasi yang benar-benar valid dan dapat dipertahankan kebenarannya, Kecuali Al-Qur'an dan Al- Hadits "

Ungkapan ini bebas dimaknai apa saja, apa saja. Karena saya menghargai proses berpikir pembaca dalam memaknai. Misal ada yang mengatakan bahwa saya-karena ungkapan diatas- dikatakan anti informasi, anti sosial, melawan kehendak kekinian, menyangkal keilmuan manusia, tidak pro wartawan dan lembaga pers, tidak mendukung media informasi, maka perlu saya katakan dengan tegas bahwa ungkapan diatas tidak mengarah pada penolakan atau antipati akut terhadap informasi selain Al - Qur'an dan As sunnah.

Aksentuasi dari ungkapan diatas tidak lain untuk mempertahankan keduanya ( Al-Qur'an dan As sunnah ) untuk dicontoh keotentikannya. Memang, mustahil informasi yang ditulis oleh para wartawan, penulis, komentator sama persis seperti keduanya, karena alasan kemanusiaan. Tapi, sama sekali tidak membuka kemungkinan untuk dinihilkan. Pendeknya, informasi dan data yang ditulis se"iya"nya dapat mencontoh bagaimana proses kebenaran dan validitas yang terdapat pada Al-Qur'an dan Hadits.

Pada era digital yang serba canggih dan mudah, segala upaya pembuatan dan penyebaran informasi sangat cepat dasyat. Informasi dengan segala jenis dan macamnya dapat dibuat kapan saja oleh si penulis, dapat di update kapan saja oleh si pembaca tanpa terikat waktu, tempat dan biaya. Benar-benar mudah. Segala informasi dan data seperti barang dagangan di pasar traditional dan supermarket yang ditawarkan ; Jumlahnya banyak, namun sama. Jumlahnya satu, tapi langka. Antara dapat dipercaya dan tidak dapat dipercaya. Kadang menguntungkan dan merugikan. Begitulah!

Membaca Al-Qur'an dan Hadits tidak sama dengan membaca Informasi dan data lainnya. Membaca informasi selain keduanya sama dengan membeli barang dan bahan-bahan di pasar, sama dengan ; Tidak semua informasi harus kita baca, dan tidak semua barang dipasar harus dibeli. Itulah persamaan membeli barang di pasar dan membaca informasi yang belum pasti kebenarannya. Namun, Al-Qur'an dan Hadits harus semuanya dibaca dan dipilih karena sudah pasti kebenarannya. Demikian secara umum gambarannya.

Maka dari itu, dengan maraknya informasi yang tidak tentu ujung kebenarannya, sudah selayaknya kita mewaspadai, memilih, menghindari serta mempertimbangkan berita dan informasi di Gadget kita. Banyak berita dan informasi dibuat hanya untuk memperoleh popularitas instansi dan link berita. Maka dari itu pula, jangan sampai kita mudah percaya, terprovokasi, terpengaruh, diperdaya oleh informasi-informasi, adakalanya kita bertanya terlebih dahulu dan mencari tau kebenarannya sebelum kita mempercayainya. Informasi yang hanya menjelek-jelekkan satu pihak yang tidak jelas kejelekannya tidak lain itu hanya berita konspiratif dan bernuansa politis.

Hati-hati dan waspada, Terutama berita yang hanya dari mulut ke mulut.