TERSENYUM DARAH

Aku berbaris
melukis kisah teragis
diantara jeda dan Surabaya,
merantau luka membawa sesat,

Aku berbaris
mengukir kisah munafik
di antara bahu dan dada,
berpaling muka
manggapai makna yang ta’ tuntas dalam aksara,

Aku berbaris
melukis bendera di gurun sahara
menggapai jagad dalam jari
yang ternoda oleh salju yang palsu.
Aku berdiri,
meratap
menggenggam luka tanpa rasa,

Komentar