Mengapa kita gagal?

" Kita butuh orang-orang yang menguatkan mental, sikap dan prinsip, tidak butuh orang-orang yang merusak mental dan cita-cita masa depan"

Ungakapan maha guru, yang telah saya tanamkan kuat-kuat dalam jiwa ini. Selalu saya bawa rapat-rapat dalam pikiran. Prinsip itu adalah senjata paling ampuh yang menguatkan tekad saya sampai hari ini, bahwa saya harus tetap berjuang, tetap berusaha, tetap semangat untuk memenuhi panggilan kebenaran.

Jalan hidup memang sudah dengan adanya yang "berliku", tidak lurus dan mudah, tidak halus dan mulus. Kadang banyak belokan, hambatan, terjangan, bahkan banyak ancaman. Itulah hidup dalam perjalanan hidup ini. Apakah karena jalannya berliku, banyak rintangan, banyak kegagalan, jiwa ini harus putus asa?. Saya rasa, tidak perlu untuk putus asa. Karena setiap lika-liku kehidupan ini tidak sama sekali menuntut jiwa manusia berputus dari asa. Tetapi justru, itu dorongan untuk menguatkan setiap pribadi.

Hidup ini, selain berjalan, bagi saya juga "belajar". Tidak semua hal kita ketahui di dunia ini, tidak semua orang ahli di segala bidang, orang-orang menpunyai kecocokan dan keahlian dibidangnya masing-masing, maka dari itu, hidup kita untuk belajar kepada orang lain. Setiap ungkapan pahit dan manis dari seseorang, kita tetap belajar darinya, tetap mengambil hikmahnya, karena hidup ini berjalan sambil belajar, bukan diam sambil sakit hati dan putus asa.

Kemudian, hidup itu adalah proses. Tidak ada sulap, karena manusia bukan pemegang kuasa alam dan manusia. Setiap usaha, gerakan dan pendobrakan struktur-struktur tirani ditubuh masyarakat tidak secepat sulap dirubah. Semua usaha manusia tentu dan pasti berada dalam "proses" memenuhi kematangannya untuk berhasil dirubah. Kita bukan makan nasi, tetapi kita ingin merombak pola pikir manusia, kita menghadapi otak manusia, kita perang intelektual, bukan adu fisik dan bertaruh nyawa. Setiap usaha dan gerakan yang dilakukan masyarakat butuh berproses agar menuai hasil, karena ini bukan film, tidak ada sutradaranya yang kapan saja bisa mengatur berhentinya konflik dan masalah.

Saya berpikir, orang-orang selalu lupa dengan kenyataan, bahwa banyak orang gagal karena mereka tidak berpikir tentang hal-hal yang tidak terprediksi. Kita berproses, mungkin atau tidak terlaksana, itu bukan urusan kita, karena kita hanya berusaha dan berproses, hasilnya tidak dapat diperkirakan. Maka dari itu, setiap usaha terkadang dibenturkan dengan tembok tembok besar yang tidak terprediksi oleh akal manusia. Kita hanya bersabar. Perlu kiranya, orang-orang dibawah sana untuk menunggu, bersabar, jangan menuntut segala hal.

Kita butuh uluran tangan, bukan tepuk tangan. Kita perlu untuk saling menguatkan, bukan menjatuhkan satu sama lainnya. Kita butuh bersama, menguatkan tekad, mensucikan niat, mengikhlaskan segala tindakan dan pengorbanan. Kit bukan agen jasa, yang butuh kenangan jasa untuk dihadiahkan dab diantarkan kepada kita!

Komentar