Manusia Tambang Politik

Ku tatap mata itu,
Ku percayai bahwa itu agama,
Ku gengam itu sebagai kode etika,
Tak lama, ku lihat lagi matamu,
Dan ternyata itu hanya bangunan "citra" megahmu.

Ku sengaja tak suguhkan tanya,
Ku pikir, aku bodoh yang tak mulia,
Ku simpulkan, aku harus ikut muka-muka,
Dan ini kali yang kedua,
Dimana aku, aku masuk dalam penjara dan sandera

Ku tak ubahnya awan awam,
Ku ikut pada pijar yang tak awam,
Ku berpikir terbatas pada nyata yang lebam,
Dan itu, hanya memar bagi sekujur tubuhku.
Ku menjadi tambang, tambah awam dari yang awam.

Ku dibodohi hasrat dan nafsu belaka,
Ku pada mereka telah sepenuhnya percaya,
Ku dan dunia laksana pengemis yang buta mata,
Ku dan dunia yang dijerah manfaatnya untuk menyalam nama,
Ku sebut namamu, ku kau bayar, ku kau agungkan, tapi sekejap,
lalu ku hilang bagai sulap di pentas pentas akrobatik.

Ku ingat janji mata dan bicara
Ku teriakkan namamu,
Ku kibarkan bendera se jagad,
Ku lipat bumi menjadi seperempat dari seperlimanya,
Ku otaki orang-orang demi agungnya janji dan mata.

Ku kau bacakan kitab "kuasa" melipat-lipat,
Ku baru saja menjadi tambang, kau yang keparat,
Ku, kau biarkan rakyat melarat.
Kau, ku tau kau sang pesulap bejat!

Komentar