Harapan yang tumbang ; Memaksa untuk diam sejenak

" Adakalanya, harapan mulai menipis, harapan baik akan terabaikan, keinginan baik akan tergadaikan, cita-cita luhur ditinggalkan, bahkan tata cara berkehidupan yang baik dikesampingkan. Saya merasa tak punya banyak jalan untuk melangkah, tak punya banyak cara untuk melirik orang lain. Semuanya dalam konteks stabilitas ekonomi kapitalistik "     Ekonomi Kapitalis adalah sistem ekonomi yang memberlakukan uang sebagai "central exchange" yang berposisi sebagai "alat tukar utama". Dalam kondisi ini, sistem kapital menegaskan bahwa uang adalah "On the top of crisis" atau bagian teratas yang jauh dari krisis. Kapitalisme secara mutlak menyatakan, segala hal (barang, perjanjian, pertemuan, kepuasan, kemewahan, kekayaan, modal bisnis) berada dibawah kendali uang. Maka pernyataan yang krusial dari kapitalisme adalah segalanya dapat ditukar dengan uang.
"Putus asa ; Memaksa setiap manusia untuk diam sejenak untuk berpikir kembali "
" Adakalanya, harapan mulai menipis, harapan baik akan terabaikan, keinginan baik akan tergadaikan, cita-cita luhur ditinggalkan, bahkan tata cara berkehidupan yang baik dikesampingkan. Saya merasa tak punya banyak jalan untuk melangkah, tak punya banyak cara untuk melirik orang lain. Semuanya dalam konteks stabilitas ekonomi kapitalistik "

Ekonomi Kapitalis adalah sistem ekonomi yang memberlakukan uang sebagai "central exchange" yang berposisi sebagai "alat tukar utama". Dalam kondisi ini, sistem kapital menegaskan bahwa uang adalah "On the top of crisis" atau bagian teratas yang jauh dari krisis. Kapitalisme secara mutlak menyatakan, segala hal (barang, perjanjian, pertemuan, kepuasan, kemewahan, kekayaan, modal bisnis) berada dibawah kendali uang. Maka pernyataan yang krusial dari kapitalisme adalah segalanya dapat ditukar dengan uang.

Pada pembacaan konsep ini, saya hendak menyajikan praktek-praktek disegala bidang yang diakibatkan oleh sistem kapitalisme. Beberapa diantaranya adalah ungkapan ;
"Jual beli hukum, jual beli suara, Seks Komersial, Pembunuh bayaran, Kejar paket Ijazah, Tarif ceramah kiai, Suap, Perdagangan Anak, Denda hukum, Jual beli saham, Investasi, Korupsi, uang pelicin, uang pesangon"

Pada tatanan ini, saya ingin menyatakan bahwa praktek-praktek ini tidak pernah lepas dari "Uang" dan " Kemewahan ". "Uang" menjadi orientasi terstruktur dari segala sektor kerja, baik kerja positif maupun negatif ( Dalam konsep umum yang sederhana ).

Dari itu semua, orientasi kapitalistik yang vulgar disebut "Mentuhankan Uang" adalah sebuah "centralistik-kapitalis" atau sistem kapital yang terlalu memusatkan Uang sebagai Indikasi kemajuan dan Kekuasaan. Orang-orang bermodal dan ber-uang diluar struktur ( pemerintahan ) akan mudah maju dan berkuasa diluar struktur. Maka pada point ini, saya ingin mengungkapkan bahwa, pintu masuk rusaknya Struktur Negara dan Pemerintahannya tidak lain karena dipelopori oleh "Orientasi Uang Non-struktural" yang menyerobot memanuver sistem politik terstruktur di lembaga-lembaga Negara.

Dari penjelasan ini, saya berpikir, Kapitalisme di ruang politik hanya menyediakan pintu masuk, tapi tidak menyediakan pintu keluar. Out-putnya selalu masuk pada perusakan struktur pemerintah dan kualitas strukturnya. Tentu tidak diherankan apabila adan penegak hukum, rela menvonis hukuman ringan saat terdakwa adalah anak pejabat atau konglomerat. Dari ini pula, kolabrorasi Struktural yang terikat kebijakan ( Penegak hukum negara ) dengan lembaga no-struktural ( Konglomerat atau pemilik modal usaha ) yang tidak terikat peraturan dan kebijakan akan mengakibatkan ketimpangan-ketimpangan sistem, maka implikasinya jelas yakni akan mengakibatkan terjadinya proses "Mengakar" non-struktural yang menkonstruk pengaruh pada lembaga struktural. Hanya ada satu akibat ; Krisis kepercayaan masyarakat terhadap lembaga struktural negara semakin menipis. Karena penegak hukum dilembaga struktural dikacaukan lembaga non-struktural.

Pada kajian ini, krisis kredibilitas adalah sikap non-partisipatoris yang akan terus berputar tanpa henti sebagai sebuah ungkapan Pesimis. Ketidakpercayaan rakyat, termasuk saya pada lembaga dan organisasi yakni karena Struktur-struktur dan kesepatakan-kesepakatan, hukum-hukum terkadang lenyap diporak-porandakan Adagium sesat para penguasa Non-struktural. Sekian tahun membahas hukum dan struktur kebijakan negara akan lenyap ditelan goncangan kapitalisme centralistik. Maka, pertanyaannya ; adakah jalan mudah yang dapat mengeluarkan Indonesia dari Orientasi Kapitalistik?
"Dari analisa ini, saya pesimis "

Gagasan ini juga berlaku untuk organisasi-organisasi, demonstran bayaran, lembaga survey bayaran, lembaga media bayaran, yang tidak objektif dalam menyikapi persoalan-persoalan bangsa dan negara.

Komentar