Semua dimulai dari pembahasan tentang "Hidup". Hidup kita masing-masing harus dan bahkan wajib dibahas oleh diri kita masing-masing. Karena membahas diri kita masing-masing artinya mengintrospeksi segala hal yang berkenaan dengan diri kita, terutama tentang dua hal yakni pola pikir dan berprilaku. Termasuk menghindari gagal fokus kita pada diri sendiri.
" Bungkus tanpa isi, demikian ungkapan menarik yang perlu saya kaji terkait hidup manusia ".
Barangkali, Mh Ainun Najib dan K.H Musthofa Bisri sudah mengulasnya lebih sufistik persoalan isi (essence) dan bungkus (cover). Bungkus adalah representasi dari isi, ini sebuah afirmasi bahwa setiap bungkus harus menggambarkan isi. Misal ; Bungkus Mie bertuliskan atau menggambarkan Mie itu sendiri, dan lain sejenisnya. Pada intinya, Bungkus itu ada dan tergambar karena isi bukan karena yang lain. Ini namanya Isi yang tepat terbungkus atau Bungkus yang tepat Isinya.
Namun, pada hal yang lain, barangkali kita pernah menjumpai ada bungkus yang tidak menggambarkan isi, entah lebih indah bungkusnya daripada isinya atau lebih indah isinya daripada bungkusnya. Jika dikaitkan dengan hidup kita, maka muncul kesimpulan bahwa penampilan adalah Bungkus, pikiran dan hati adalah Isinya, dan penampilan seharusnya adalah representasi pikiran dan hati. Jika tidak, berarti ada intensi yang berbeda yang mencoba mendominasi salah satunya.
Pemisalan ; Seorang yang ber-dasi, ber-jas, rapi dan berwibawa penampilannya tetapi pikiran dan hatinya justru berantakan, atau sebaliknya dia yang penampilannya berantakan, justru pikiran dan hatinya sangat tertata rapi dan tersusun beraturan. Jika penampilan tidak sesuai dengan pikiran dan hatinya maka akan muncul gejojak dominan, apakah akan menjadi manusia yang berpenampilan saja tapi kosong makna atau manusia penuh makna namun tidak berpenampilan.
Pada dasarnya, setiap bungkus dibuat untuk menampilkan gambar terkait isi, namun sayang, banyak sekali proses pembungkusan hanya cukup pada bungkusnya saja tanpa pernah menyentuh isinya.
Pembangunan Gedung-Gedung pejabat adalah salah satu contoh konkritnya sebuah bungkus, dan akan hanya menjadi bungkus tanpa isi apabila manusia-manusia didalamnya sebagai isinya tidak sesuai dengan apa yang digambarkan. Inilah yang pada wujud benda tidak repsentatif, non-analitis dan kering dengan esensi.
Persoalannya ; Kita tidak berbicara bungkusnya, tapi berbicara isi, bahwa sejatinya Isi itu lebih mahal dari bungkusnya. Manusia sebagai Isi seharusnya lebih berharga daripada Bangunan Kantor sebagai Bungkusnya.
Namun bagaimana, saat kita mendatangi kantor DPRD, Rumah Sakit megah, dan kantor-kantor lain yang megah namun sayangnya manusia-manusianya judes dan tidak tertata mewah seperti gedungnya.
Pada intinya, manusia saat ini lebih menghormati Bungkus daripada Isinya. Dan hanya pemungut sampah yang suka bungkus daripada isinya.
MESTIQQ - Judi Poker Online Indonesia
BalasHapusGabung sekarang untuk mendapatkan berbagai keuntungan berikut ini :
- 100% Player vs Player!!!
- Customer Services yang cantik dan handal!!!
- Pendaftaran gratis!!!
- Deposit minimum 10ribu!!!
- Withdraw minimum 20ribu!!!
- Bonus TurnOver sebesar 0,5% yang dibagikan tiap harinya!!!
- Bonus referral sebesar 20% seumur hidup, cukup dengan mengundang teman anda untuk bermain!!!.
Pendaftaran bisa langsung menghubungi pin bbm berikut :
- Pin BBM : 2C2EC3A3
WWW .MESTIQQ. COM