" Betapa saya harus berbangga diri hidup bersama mereka yang ikhlas bekerja, tak berbuntut panjang soal imbalan, tak banyak berhitung soal pangkat dan martabat pendidikan, mereka berbaur bersama, bekerja bersama, ikhlas bersama. Mereka semua sahabat-sahabat saya yang tidak mencintai perbudakan ke arah 'mata duitan'. Mereka saat ini bekerja untuk sebuah agenda kebangsaan tanpa harus dibayar apapun dan sepeserpun. Saya bersyukur bertemu dengan orang-orang yang tidak buta karena kelamin 'uang'. Alhamdulillah, masih banyak orang-orang bekerja ikhlas tanpa imbalan "
Do'aku, semoga kalian semua dibalas jasanya meski kau tak ingin balasan itu, mendapatkan martabat yang layak meski kau tak peduli itu, dan semoga kau mendapatkan rezeki halal meski sebetulnya kau telah mengikhlaskannya.
Kalian adalah guru saya dalam mempelajari makna 'hidup' tanpa pandang status pendidikan dan level-levelnya yang amat 'kaku' itu. Kalian semua paham makna berbaur dan berbagi, bukan makna status dan level. Kalian benar-benar pejuang kebangsaan. Saya sendiri tidak punya apa-apa untuk diberikan. Hanya punya satu catatan penting yang bagiku lebih mahal dari uang ratusan juta rupiah, " Kalian adalah guru hidupku ". Teruslah bersahaja menyusun sejarah tanpa gerutu.
Saya pun mulai sadar, untuk mencipta kesadaran sosial, keadilan sosial, saya tak perlu berguru pada ahli hukum modernis, tapi saya cukup berguru pada kalian yang berkhidmat pada nilai-nilai kemanusiaan, bekerja tanpa dibayar, membela siapa yang harus dibela, membenarkan siapa yang harus dibenarkan, yang terpenting 'Kapitalisme' tidak berlaku pada konsep keadilan sosial pada kajian kebangsaan yang kita bangun malam tadi dan hari ini.
' Semoga pikiran dan cita-cita kita tidak utopis, apalagi sosialis utopis '
Mari berbenah diri, hidup ini tidak selalu soal bayaran, soal perbudakan, soal jual beli, soal keterbayaran, soal batasan profesi. Tapi hidup ini soal kenikmatan yang mengalir dengan prinsip-prinsip nalar yang mapan. Tiada batas untuk menjamah segala hal selagi yang ahli masih terbelenggu oleh kehidupan yang pragmatis.
Selamat bergerak!
Belajar, berjuang dan bertakwa!
Komentar
Posting Komentar