Telaah Rasio dan Inderawi Fiktif


                                                        Ide Murni Vs Rasio


Ongki Arista. U.A


" Jangn biarkan dirimu di desak ke jalan yang salah oleh kuatnya kebiasaan dan pandangn umum, sebab kebiasaan hanya candu tak bersandar pada akal budi. Jangan percaya pada penglihatan yg sesat, telinga yang hanya ngumpulkan bunyi-bunyi. Jangan percaya pada lidah. Hanya akal budi yang semata-mata "abadi " dan hendak menjadi penguji dan hakim segala sesuatu "


Apa itu akal budi? dan Mengapa akal budi itu abadi dan agung dimata Parminedis?. Dalam pandangan Plato, yang disebut parminedis sebagai akal budi adalah akal murni. Plato lebih luas membahas, dia menyebut dua macam Ide yakni akal murni ( Ide murni) dan akal panca indra ( Ide rasio ).


Ide murni tidak berubah, sedangkan Ide rasio selalu berubah. Ide murni menjadi agung karena ia tetap dan abadi. Ide murni adalah horizon bagi Ide rasio. Sebagai satu contoh, Baik itu ide murni, sedangkan tatanan dan cara untuk menjadi baik adalah ide rasio. " Baik " itu tetap, sedangkan cara untuk baik, itu berubah sesuai pandangan dan lingkungan serta waktu. Ide murni selalu tampil tunggal, misal ; Pencurian itu tetap, hanya saja modus dan motifnya selalu berubah-ubah.


Itulah mengapa, Plato mengatakan bahwa Ide murni jauh lebih indah dari pengetahuan dan bahkan dari kebenaran. Darinya, kemudian Parminedis tidak percaya lidah, telinga, mata, serta pandangan umum, sebab semua itu tak abadi, mudah menipu dan musuh bagi ide murni. Semakin tegas, Parminedis lalu berkata " Pengalaman Inderawi itu semu dan menipu ".

ada tanya?

**********************************************

AJARAN KAUM SOFIS & KRITIK

Kaum sofis adalah mereka yang mngajarkn kecakapan seni berbicara dan berargumntasi di depan umum dengan imbalan uang yang bertujuan agar mudah menarik dan meyakinkan orang-orang di depan umum agar memperoleh banyak suara di sistem demokrasi. ( ini terjadi pada era Yunni Kuno - Pasca perang melawan Persia 400 SM)


Sekitar, lebih dari 2000 tahun yang lalu, Kaum Sofis ini ada. Mereka pandai berdebat, pandai berbicara, pandai berpidato, pandai membuat orang tergugah dan percaya. Ajaran ini tidak lain untuk mengajak orang-orang satu suara sehingga mereka dapat terpilih menjadi pemimpin sebab pada waktu itu, sistem yang dianut adalah kedulatan rakyat (Demokrasi)


Dunia mewarisi ajaran ini, Indonesia yang menganut sistem kedaulatan rakyat ikut-ikutan mempraktekkan ajaran kaum sofis ini. Melalui kemampuan bicara, argumentasi, debat, pidato para calon pemimpin tampil untuk menarik suara agar terpilih.


Kaum sofis menganut paham relativisme, yakni baik buruk bagi kaum sofis tergantung pada pandangan seseorang. mereka berpandangan bahwa hukum terkadang hanya ilustrasi instrumental penguasa untuk memenjarakan dan menekan yg lemah. Terkadang hukum juga membela yang lemah. Itulah relativisme kaum sofis. Bagi mereka, moral dan hukum itu kesepakatan dan hanya pandangan relative, bahkan bagi mereka agama merupakan penemuan manusia. Tokoh kesohor kaum sofis adalah Protagoras, 4 abad SM.

Kaum sofis mempertajam bahwa baik dan buruknya sesuatu itu relatif, tergantung pada pengetahuan dan pandangan seseorang yang mlihatnya.


Paham relativisme kaum sofis ini kemudian dicela. Mereka pintar tapi tidak mendalam, tajam pedas namun dangkal. Sokrates mengecam bahwa mereka memenopoli kebenaran. Pandangannya yakni relativisme merupakan proses pelepasan manusia dari pandangan umum yang tunggal, melepas ide murni, mengagungkan pandangan dan pengalaman. Sokrates kemudian mengkritik bahwa filsafat tidak untuk memonopoli kebenaran tetapi proses mencintai kebijaksanaan.


KRITIK BAGI ORGANISASI DAN NEGARA

Kaum sofis yang pandai bicara, argumentasi, debat, pidato dan kampanye bertujuan untuk memonopoli kebenaran. Memonopoli kebenaran adalah musuh terbesar filsafat dan monopoli kebenaran dilihat dengan adanya kaum pintar, tajam, pedas namun dangkal.

Lebih lanjut, Sokrates memaparkan bahwa Ide selalu tak terjamah, abadi, tetap dan tak dapat disangkal. Mencintai kebijaksanaan adalah jalan paling mungkin dan pasti untuk melarikan Inderawi dari kebohongan dan pengingkaran akan Ide murni.


Bagi organisasi, Ide organisasi sebagai tempat menjalin hubungan, mencapai tujuan yang arif merupakan Ide murni yang tak dapat ditawar oleh Inderawi yang datang bewajah membaharui.

Bagi Negara, Ide Pluralisme, Ide berkebangsaan, Ide ketanah-airan, Ide patriotisme adalah Ide manunggal yang tak dapat ditawar oleh wajah Inderawi pragmatisme.

Komentar